Segenap keluarga besar 3satu mengucapkan selamat menempuh hidup baru kepada saudara Ismadi dan Sri Mulyanti serta Supriyono dan Ninik Yuliana. Semoga menjadi keluarga yang Sakinah, Mawaddah dan wa Rohmah.
ARTIKEL | WISATAYUK | SMPN 1 KERTOSONO | POJOK KAMPOENG |

Lawang Sewu merupakan sebuah Gedung di Semarang, Jawa Tengah yg dibangun yang tahun 1903 dan selesai pada tahun 1907 diarsiteki oleh Profesor Klinkkaner dan Quendaag dari Belanda. Pada tahun 1920 mulai dipakai sebagai kantor pusat Nederlandsch Indishe Spoor-weg Naatschappijatau (NIS), sebuah perusahaan kereta api pertama di Indonesia yg berdiri tahun 1864. Bangunan kuno berlantai dua ini setelah Agresi Belanda II dipakai sebagai kantor Jawatan Kereta Api Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer dan Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Perhubungan Jawa Tengah.

Saat meletus pertempuran 5 hari di semarang 14-18 Oktober 1945 Lawang Sewu dan sekitarnya menjadi pusat pertempuran antara pemuda AMKA (Angkatan Muda Kereta Api) melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Gedung Lawang Sewu menjadi ajang penyiksaan dan pembantaian dan nyawa yang melayang bisa dipastikan mencapai ribuan. Untuk memperingatinya dibangun sebuah tugu peringatan bertuliskan nama pejuang Indonesia yang gugur di sebelah kiri pintu masuk Lawang Sewu. Saking banyaknya korban yg dibantai, Lawang Sewu mendapat julukan sebagai kawasan wisata horor

Saat ini bangunan tersebut kosong dan bereputasi buruk sebagai bangunan angker dan seram. Sesekali digunakan sebagai tempat pameran, seperti Semarang Expo dan Tourism Expo.

Lawang Sewu terletak berdekatan dengan Monumen Tugu Muda Semarang. Bangunan Lawang Sewu didesain mengikuti kaidah arsitektur morfologi bangunan sudut yaitu dengan menara kembar model gotik di sisi kanan dan kiri pintu gerbang utama dan bangunan memanjang ke belakang . Lawang Sewu terdiri dari bangunan utama yang membentuk huruf U dengan taman terbuka di bagian dalam. Dari pintu utama pengunjung langsung disambut dengan tangga besar menuju lantai 2. Di bagian bordes tangga terpasang sebuah kaca grafir yang menutupi jendela dengan ukiran yang indah. Wisatawan yang datang cukup membayar Rp. 5000 untuk bisa berkeliling dalam kawasan Lawang Sewu. Lorong-lorong gelap dan kusam tampak cukup menyeramkan. Di bagian belakang terdapat penjara bawah tanah. Cukup membayar tambahan Rp. 5000 pengunjung bisa turun ke penjara bawah tanah tersebut. Penjara ini terletak di kedalaman 3 meter dari permukaan. Ruangannya terdiri dari lorong-lorong selebar 1,5 meter dengan ketinggian langit-langit tak lebih dari 2,5 meter. Di sebelah kanan dan kiri lorong terdapat kamar-kamar yang dulunya dijadikan penjara atau tempat penyiksaan para pejuang Indonesia oleh pihak Belanda atau Jepang. Kamar2 tersebut terdiri dari penjara jongkok, penjara berdiri dan ruang eksekusi di mana para tahanan dieksekusi dengan cara dipenggal.

0 Comments:

Post a Comment